"Mamanya suka ngomong, kok anak saya 14 tahun belum dapat mens gitu, yang lain mah sudah pada dapat," sambungnya.
Semenjak pengakuan TAP, pihak sekolah memberi masukan agar dia tidak masuk sekolah terlebih dahulu. Sekolah khawatir akan ada kejadian yang tidak diinginkan oleh TAP dari teman-temannya.
Pihak keluarga juga sudah berkonsultasi kepada rumah sakit. Rumah sakit menyarankan tindakan operasi jika memang TAP adalah laki-laki. Namun, operasi masih harus menunggu hasil pemeriksaan kromosom dari rumah sakit di Jakarta.
"Jadi nunggu cek kromosom dari rumah sakit dulu," kata STA.
STA bersyukur, sampai saat ini TAP tidak malu akan kondisinya. TAP sudah mulai membiasakan diri dengan penampilan laki-laki, bahkan orang tuanya sudah menyiapkan nama laki-laki.
"Nama (laki-laki) sudah ada, tetapi nunggu operasi dulu baru selametan ganti nama. Belum ke pengadilan. Jadi masih panjang ini," kata STA.