JAKARTA, iNews.id - Warga Jakarta dan sekitarnya memadati car free day (CFD) di Bundaran HI, Minggu (20/8/2023) dengan melakukan berbagai aktivitas seperti berolahraga. Meski demikian, sejumlah orang merasakan kualitas udara memang tidak bagus walaupun di akhir pekan.
Berdasarkan di lokasi, masyarakat tumpah ruah ke jalan untuk berolahraga, mulai dari lari, jalan kecil hingga bersepeda. Padatnya CFD bukan berarti mereka mengabaikan soal isu polusi udara
Anggi Sucitra, salah satu karyawan swasta berumur 30 tahun mengaku sempat takut untuk keluar rumah ketika Air Quality Index (AQI) mengungkap DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia per Sabtu (12/8/2023).
"Sempat merasa takut untuk keluar, sebenarnya kalau weekend penginnya keluar untuk menghirup udara segar di Jakarta, tapi di CFD sendiri ngerasain udara tuh gak bagus banget. Bahkan pagi aja gak bisa hirup udara segar. Ga baik buat kita, weekday menghirup udara gak bagus, weekend juga. Sempat takut," katanya saat ditemui di area CFD.
Menurutnya pemerintah harus fokus menyelesaikan masalah polusi udara ini. Dia pun menyoroti soal kebijakan pemerintah untuk memberlakukan WFH hanya kepada Aparatur Sipil Negara Negara (ASN).
"Pemerintah harus concern ke masalah polusi, karena Jakarta sudah penuh banget, kendaraan juga banyak, concern untuk fokus warga Jakarta naik kendaran umum, atau pajak kendaraan ditinggikan, pemerintah harusnya lebih tahu," katanya.
"WFH solusi sih, cuma yang kerja kan bukan ASN doang, kan ada perusahaan swasta juga, ya itu cuma untuk ASN saja, untuk swasta gak ada solusi," ucapnya.
Hal serupa diungkap oleh Azam, pria asal Aceh yang kini tinggal di Jakarta. Dia mengatakan khawatir dengan kualitas udara DKI Jakarta.
"Saya pribadi khawatir, karena kualitas udara Jakarta sekarang kan sudah nomor satu terburuk di dunia, sebenarnya kalau dari khawatir saya, untuk kesehatan warga Jakarta sendiri, sudah banyak yang kena ISPA," katanya.