Pramono berharap, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Jepang, khususnya melalui Shimizu-Adhikarya Joint Venture (SAJV) dapat berjalan dengan baik. Menurutnya, atensi dan dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Jepang sangat diperlukan agar penyelesaian MRT Jakarta Fase 2A, serta contract package lainnya berjalan sesuai target.
"Semoga pengerjaan proyek ini dapat berjalan dengan baik demi menghadirkan fasilitas transportasi umum yang modern, efisien, dan ramah lingkungan bagi masyarakat, serta menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan," kata Pramono.
Sementara itu, Duta Besar Jepang, Masaki Yasushi mengatakan, peluncuran TBM 1 ini dinilai sebagai progres terbesar yang pernah dilakukan Pemprov DKI dengan Pemerintahan Jepang. Menurutnya, dengan mesin bor ini akan memudahkan proses pembangunan jalur bawah tanah dengan tingkat keamanan maksimal, sehingga pekerjaan MRT Jakarta dapat berjalan lebih lancar.
"Saya percaya perusahaan Jepang akan memberikan dukungan penuh dengan berbagai kebutuhan mesin dan para insinyur yang mumpuni demi menyukseskan proyek pembangunan MRT di Jakarta ini. Saya berharap, pengerjaan MRT ini bisa meningkatkan roda perekonomian di Jakarta. Sehingga, warga Jakarta yang mobilitasnya tinggi diharapkan menikmati hasil dari transportasi terintegrasi yang berkelanjutan ini," ucap Masaki.
Sebagai informasi, mesin bor terowongan (tunnel boring machine) pertama tersebut difungsikan untuk memudahkan pembangunan tunnel bawah tanah sepanjang 1,195 meter, sebagai bagian dari milestone pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A untuk Contract Package 202 dari Harmoni sampai Mangga Besar.