PWNU Jakarta Soroti Kemacetan Ekstrem di Tanjung Priok: Macet Panjang Merugikan Masyarakat

Komaruddin Bagja
PWNU Jakarta Soroti Kemacetan Ekstrem di Tanjung Priok (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id -  Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta, H Husny Mubarok Amir, menyoroti kemacetan ekstrem yang sering terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Beberapa waktu lalu kemacetan terjadi  selama empat hari dari Rabu hingga Sabtu (16-19/4/2025) dan disebabkan oleh PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo). 

Husny menyatakan bahwa kemacetan panjang ini sangat merugikan masyarakat Jakarta.

"Macet panjang sudah beberapa kali terjadi dan merugikan masyarakat. Banyak warga Jakarta yang terkendala dan dirugikan karena macet tersebut," ujarnya, Rabu (23/4/2025)

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan menyarankan agar pengelolaan jadwal keluar masuk truk serta bongkar muat kontainer dilakukan dengan rapi untuk mengantisipasi kemacetan di Tanjung Priok. 

"Kalau itu rapih mestinya tidak terulang kejadian-kejadian serupa seperti itu," tambah Husny.

Husny juga menegaskan bahwa Pelindo merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya 100 persen dimiliki pemerintah pusat, sehingga Kementerian BUMN harus bertanggung jawab atas kemacetan ini. 

"Kementerian BUMN bertanggungjawab penuh dengan kejadian seperti ini, termasuk mengevaluasi direktur utama atau direksi-direksinya dan juga komisaris yang ada di pelindo," tegasnya.

Lebih lanjut, Husny mengusulkan adanya komunikasi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk membahas kerja sama, seperti penanaman saham Pemprov Jakarta di Pelindo atau joint venture. 

Ia memberikan contoh PT Kawasan Berikat Nusantara Persero (KBN), di mana Pemprov DKI Jakarta memiliki 26,8516 persen saham, sementara PT Danareksa (Persero) dan Pemerintah RI memegang sisanya. 

"Itukan sudah ada contohnya PT Kawasan Berikat Nusantara Persero (KBN). Pemprov DKI Jakarta saat ini memiliki 26,8516 persen saham di KBN, sementara PT Danareksa (Persero) memegang 73,1481 persen, dan Pemerintah Republik Indonesia sebesar 0,0003 persen, atau kalo contohnya adalah BUMD, kita ada PT JIEP yang ada saham pusat disitu," jelasnya.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Nasional
4 hari lalu

Tiang Monorel Mangkrak di Rasuna Said bakal Dibongkar, Pramono: Kemacetan akan Turun 18%  

Megapolitan
4 hari lalu

Polisi Gerak Cepat! Kapolsek Sunda Kelapa AKP Hitler Serahkan Motor Hasil Penggelapan ke Pemilik

Buletin
11 hari lalu

Jakarta Dikepung Banjir, Arus Lalu Lintas Lumpuh 

Megapolitan
12 hari lalu

Cerita Pengendara Terjebak Macet di Jakarta, Perjalanan Harusnya 10 Menit Malah 1 Jam

Megapolitan
12 hari lalu

Sejumlah Jalan di Jakarta Macet usai Diguyur Hujan Deras Malam Ini

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal