Lahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara, Danarto menikah dengan Siti Zainab Luxfiati (Dunuk), seorang psikolog. Rekam jejaknya di jagat kesusastraan Indonesia sangat panjang. Danarto turut mendirikan Sanggar Bambu Jakarta, bergabung dengan Teater Sardono yang melawat ke Eropa Barat dan Asia pada 1974, dan berpameran puisi Konkret (1978).
Selain Godlob dan Adam Ma'rifat, karyanya antara lain Orang Jawa Naik Haji: Catatan Perjalanan Ibadah Haji (1983), kumpulan cerpen Berhala (1987), dan Kacapiring (2008).
Kabar meninggalnya Danarto mengundang duka mendalam bagi para kolega dan penggemarnya. Di lina masa Twitter, warganet mengucapkan selamat jalan dan menyitir penggalan larik puisinya yang diciptakan pada 2010.
”Ternyata kematian itu membahagiakan. Sungguh di luar dugaan. Kematian itu tidak terbatas. Luas bagai cakrawala. Mengapa harus ditangisi? Jelas ini salah tafsir.”