Usai melapor, keluarga juga berusaha mencari keberadaan Audri kepada teman-temannya dan pihak sekolah. Tidak hanya itu, keluarga juga memasang poster wajah Audri di sejumlah lokasi strategis.
"Kita sudah tanya ke teman yang belajar kelompok, Audri katanya tidak datang. Lalu Audri sekolah siang ya, ditanya ke sekolah juga ternyata hari itu dia juga tidak sekolah. Akhirnya kita lapor ke polisi," ujar Farhan.
Dia menuturkan, sebelum meninggalkan rumah, Audri sempat menunjukkan gelagat yang tidak biasa. Audri mengacak-acak pakaian di kamarnya. Menurut penuturan orangtuanya, Audri seolah mencari sesuatu. Namun tidak diketahui barang apa yang dicari.
Belakangan Audri baru diketahui menjadi bendahara kelasnya tanpa memberi tahu orangtua. Dia diminta untuk membawa uang kas kelas sekitar Rp3 juta di hari menghilang.
"Kita juga sempet ngobrol-ngobrol sama gurunya katanya dia itu bendahara kelas. Pas di hari dia hilang, dia disuruh bawa uang kas gitu ya Rp3 jutaan sekian lah, katanya iya nanti dibawa ke sekolah," ujarnya.