Dia menjelaskan, untuk memasuki terminal NPCT1, para sopir harus melalui dua gate. Namun, karena infrastruktur jalan yang tidak memadai dan kurangnya pengaturan lalu lintas, maka terjadi kemacetan untuk menuju terminal NPCT1.
Permasalahan kemacetan ini memberikan kerugian signifikan bagi para sopir truk.
"Dampak kemacetan ini salah satunya adalah kami, sopir, itu dapat apa namanya, intimidasi dari preman dan segala macam. Dan di sini adalah puncak kemacetan, yang hampir setiap hari kita mengakui Jakarta itu macet. Tapi di NPCT ini tiap hari, tidak kayak pelabuhan-pelabuhan yang lain," kata Nuratmo.
Kemacetan ini menyebabkan proses bongkar muat barang bisa menghabiskan waktu hingga 15 jam. Lamanya proses bongkar muat itu menyebabkan para sopir sering menerima komplain dari konsumen karena barangnya yang telat sampai.