Dia menuturkan, penggalian harus melibatkan berbagai tim mulai dari universitas dan lainnya. Selain itu, kata dia juga perlu melibatkan arkeolog hingga sejarawan.
"Saya sudah minta kerja samanya karena di dalam itu katanya ada semacam bunker. Kita akan fokus dulu ke situ, saya sudah komunikasi dengan Universitas Pakuan atau fakultas teknik juga nanti kita akan lihat sama-sama turun ke situ ya. Semua harus dilibatkan, teknik yang ngerti yang biasa menggali terowongan," tuturnya.
Menurutnya, akses masuk saluran air atau bangunan tua itu ditutup sementara agar tidak sembarang orang masuk ke dalam sambil menunggu tenaga ahli.
"Karena yang galinya sakit, dihentikan dulu kita sedang mencari yang expertnya," ucapnya.