JAKARTA,iNews.id – Persiapan sebelum uji coba program One Karcis One Trip (OK OTrip) terus dimatangkan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI. Saat ini, Dishub menyiapkan 100 unit alat tapping yang akan dipasang pada 69 armada angkot di Jakarta.
Kepala Dishub DKI Jakarta Andri Yansah mengatakan, pengadaan alat tapping masih dalam proses lelang dan dijadwalkan pada 10 Januari 2018 sudah tersedia. Sehingga, Dishub masih memiliki waktu empat hari untuk memasang sebelum uji coba OK Trip pada 15 Januari 2017. “Tanggal 11,12,13,14 pemasangan instalasinya, tanggal 15 Januari insyaallah sudah oke,” kata Andri di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Menurut dia, Dishub sengaja memesan 100 unit meskipun kebutuhan sekarang hanya untuk 69 armada. Dishub ingin melihat respon masyarakat terlebih dahulu, apabila ada peningkatan penumpang atau diminati, Dishub berencana memperluas cakupan trayek.
Setelah di-launching pada pertengahan Desember 2017, program OK OTrip diuji coba mulai 15 Januari 2018 sampai tiga bulan ke depan. Pada saat peluncuran, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama uji coba program OK OTrip tiga bulan ke depan, pemprov menerapkan tarif OK OTrip Rp3.500 per tiga jam perjalanan. Artinya, masyarakat yang melakukan perjalanan cukup membayar Rp3.500 untuk sekali jalan selama tiga jam walaupun harus beberapa kali pindah moda transportasi. Setelah tiga bulan, pemprov akan mematok tarif normal Rp5.000 per tiga jam perjalanan.
“Tujuan utama kami adalah untuk melayani masyarakat dengan lebih murah dan mudah. Kedua, tujuannya adalah memastikan bahwa penyedia angkutan jalan dapat sejahtera,” kata Anies.
OK OTrip merupakan penanaman sistem transportasi yang mengintegrasikan bus Transjakarta, Angkot, dan bus feeder. Saat uji coba, pemprov baru menerapkan trayek di empat wilayah administrasi Provinsi DKI terlebih dahulu. Yakni, kawasan Jelambar Jakarta Barat, Duren Sawit Jakarta Timur, Warakas Jakarta Utara, dan Lebak Bulus Jakarta Selatan. Selanjutnya, pemprov menargetkan ada 283 trayek yang melayani OK OTrip dalam tiga tahun ke depan.
“Area tersebut dipilih karena merupakan kawasan padat penduduk yang belum terjangkau oleh layanan angkutan umum, Selain itu, rute yang melintas banyak fasilitas umum, serta terhubung dengan feeder dan koridor Transjakarta. Ditargetkan akan terintergras semua pada tahun 2020,” ucap Anies.