JAKARTA, iNews.id - Dua jurnalis mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat hendak meliput kegiatan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gedong 2, Jakarta Timur, yang menyediakan layanan makanan bergizi gratis (MBG).
Wartawan Wartakota, Miftahul Munir, bersama rekannya Kiki dari MNC, datang ke lokasi untuk mencari informasi terkait kasus keracunan yang dialami puluhan siswa SDN 01 Gedong, Jakarta Timur.
“Awalnya saya sama Kiki itu datangi SPPG yang menyediakan MBG yang diduga ada siswa SDN 01 Gedong Jaktim keracunan. Pas saya sampai si bapak penjaga (sudah tua) nyuruh masuk dikira saya tulang cuci ompreng,” kata Munir kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Ketika kondisi mulai memanas, Munir memilih keluar ruangan dan mencoba merekam peristiwa tersebut sebagai bukti. Namun, saat hendak pergi, seorang pria tak dikenal yang memakai peci hitam tiba-tiba emosi hingga hampir melakukan pemukulan.
“Saya nunggu di luar sama kiki, Enggak lama saya lihat ada mobil SPPG Gedong 2 datang, saya ambil video dan si bapak tua itu ngelarang. Saya bilang, ini di luar area publik enggak bisa larang-larang,” kata Munir.
Kemudian, ketika situasi semakin panas, salah satu pegawai SPPG memberikan penjelasan bahwa penyedia MBG yang diduga menyebabkan keracunan siswa berada di pinggir jalan dekat samping air biru.
“Pas sudah dijelasin, saya mau pergi ke SPPG Gedong 1 tapi tiba-tiba bapak yang tadi (peci hitam) sudah kepalkan tangannya mau pukul saya, terus tiba-tiba malah cekik saya dan Kiki,” jelas Munir.
Kapolsek Pasar Rebo, AKP I Wayan Wijaya, membenarkan kejadian itu. Ia menyampaikan bahwa korban telah datang ke Polsek untuk membuat laporan resmi.
"Sudah diantar untuk visum. Laporan kita tindak lanjuti," kata dia.
Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas dengan membentuk dua lini investigasi mendalam terkait kasus keracunan di Makan Bergizi Gratis (MBG) demi memastikan keamanan dan kepercayaan publik terhadap program pangan bergizi yang digagas pemerintah.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, sebelumnya mengatakan, pihaknya membentuk tim investigasi terdiri dari unsur Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN). Tak hanya itu, BGN juga menggandeng para pakar independen dari berbagai disiplin ilmu untuk memberikan perspektif yang objektif dan komprehensif.