JAKARTA, iNews.id - Contoh puisi pendek tentang ibu jadi hal menarik yang akan diulas kali ini. Ibu merupakan sosok wanita yang paling berjasa bagi seluruh manusia di muka bumi ini.
Kehidupan setiap manusia berawal dari rahim seorang ibu. Ia mengandung anaknya selama sembilan bulan. Pada akhirnya, ia melahirkan buah hatinya itu ke dunia.
Tentu dengan perjuangan melahirkan kita ke dunia, haruslah kita berterima kasih dan memberikan suatu hal yang tidak terlupakan kepada ibu. Menunjukkan kasih sayang kepada ibu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membacakan puisi.
Meski terlihat sangat sederhana, membaca puisi untuk ibu tercinta tentu akan membuatnya senang dan bahagia. Itu sebagai bentuk kecintaan dan kasih sayang seorang anak kepada wanita yang melahirkannya ke dunia.
Untuk itu, berikut ini ulasan mengenai puisi hari ibu yang menyentuh hati yang dikutip dari berbagai sumber, Rabu (04/10/2023).
Karya: Mosdalifah
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin hati itu seakan tergores
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin bibir itu tersenyum
Aku tidak ingin engkau terluka
Bunda,
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku
Bunda,
Aku hanya ingin engkau merelakanku
Dan mengantarkan aku pulang ke rumahku dengan senyum
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin kau tahu
Bahwa aku menyayangimu
Bahwa aku mencintaimu
Aku bahagia bisa jadi anakmu
Karya: Joanna Fuchs
Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa
Begitu lembut, namun begitu kuat
Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya
Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal
Ibu adalah master dari setiap tugas
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh
Ibu membantu di saat-saat sulit
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon
Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya
Jika aku memiliki pilihan
Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!
Karya: Najwa Futhana Ramadhani
Aku menangis
Air mata ini jatuh membasahi bumi
Aku menangis
Menyadari,
Aku selalu egois
Tangisku tak mengubah segalanya
Tangisku tak dapat mengubah isi hatinya
Aku menyesal
Karena perbuatan ku
Aku menyesal
Atas segala kesalahanku
Kini ...
Tinggal ku duduk menyendiri
Menunggu jawaban hidup ini
Akhirnya kusadari
Dia telah pergi
Ke pelukan Illahi
Walau telah tiada
Segala cinta
Segala kasih sayangnya
Akan selalu membekas di hatiku
Oh, Ibu ...
Karya: Denza Perdana
Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
Karya: Wahyu Eka Nurisdiyanto
Raga Kartini telah lama pergi ke pangkuan Ibu Pertiwi
Namun, jiwa juang ambisi Kartini tak berarti gugur bersama jasad
Melainkan bersemayam pada sosok diri
Seorang ibu bukan dari darah biru ia disusui
Membawa pesan dan amanah dari Kartini
Padaku ia berjanji
Untuk mengehantarkan pada gemilang prestasi
Ia juga jadi benteng bagi diri ini
Di tengah krisis moral globalisasi
Tentu dikata ia sebanding Kartini
Baginya, Kartini ialah sang inspirasi
Yang menjembatani jadi seorang insan berdikari
Bukan imbal jasa yang ia cari
Hanya keberhasilan bagi sang generasi
Juga ridha dari Sang Illahi.