Karya: Marzuli Ridwan Al-bantany
Aku terkesima pada setiap tuturmu yang lembut,
bertabur intan permata, dan indah kata pujangga,
menuntun huruf demi huruf, bilangan angka-angka
dan menuliskannya di muka kelas
Karya: Marzuli Rdwa Al-bantany
Kau pahlawan, pejuang ilmu pengetahuan
Tak menuntut riang
Kau pahlawan, tanpa tanda jasa
Tersemat di dada
Telah tak berbilang sudah
Manusia-manusia berilmu kau lahirkan
Di kota, di kampung dan ceruk-ceruk desa
Kau tabah, ikhlas melukis senyum paling indah
Pada setiap resah yang menjengah
Berpantang kau ucap kata lelah
Karya: Muhammad Sapikri
Kalau bukanlah disebabkan sebatang rotan itu
Tak akan mungkin aku mengenal namamu
Saat sebatang rotan melecut di tubuhku
Di situlah aku memahami rasa sakit
Rasa sakit yang mengajar dan menuntunku pada kehidupan sesungguhnya
Dia adalah guru mengajiku
Di setiap malamnya, ia selalu melirih doa
Agar muridnya kelak menjadi manusia yang berakhlak mulia
Sebesar apa pun namamu nanti
Jangan kau lupa dengan sebatang rotan itu
Biar pun kini rotan itu telah rapuh dan patah
Rotan itu juga yang telah membesarkan namamu
Biarkan rasa sakit itu mengalir di tubuhmu
Iannya tak akan sebanding dengan rasa sakit dari dunia yang kejam ini
Karya: Adin
Tentangmu
Sebatas menulis rindu di lembar buku
Adalah sendu
Sekadar bermadah kesah di mulut basah
Adalah salah
Tentangmu
Sekuntum mawar di tengah rimba
Semerbak aroma penuh serlah