Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji mengatakan, keberadaan pameran keris dan games sangat penting untuk menjaga warisan budaya. Keris, yang merupakan bagian dari budaya masa lalu, jarang ditampilkan dalam kegiatan publik.
Begitu pula gamelan, yang usianya sudah ratusan tahun, bahkan ada yang berasal dari era tahun 700 Masehi, seperti gamelan Mataraman dan gamelan dari Trowulan.
“Dengan kegiatan seperti ini, kita bisa mengingatkan anak cucu kita bahwa dulu gamelan digunakan dalam jamuan, kegiatan umum, dan acara para raja. Ini perlu kita sosialisasikan kembali,” katanya.
Perwakilan Kraton Surakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Andi Budi menegaskan bahwa Keraton Surakarta merupakan simbol budaya dan peradaban yang menjadi barometer warisan budaya nasional. Ia mengingatkan bahwa keris telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon telah mencanangkan hari keris nasional yang diperingati setiap 19 April. “Solo dan Kraton adalah penjaga nilai-nilai budaya. Keris bukan hanya benda pusaka, tapi juga simbol sejarah dan jati diri bangsa,” ujarnya.