Contohnya:
Dia merasa sepi di tengah ramainya kota.
Si bodoh tukang tidur di kelas itu, selalu juara satu dalam olimpiade matematika.
Hatiku sejuk tiap bertemu dengannya meski cuaca sepanas ini.
Meski nenek sudah tua, semangatnya membara seperti masih muda.
Perwakilan rakyat mendengar, tetapi pura-pura tuli.
Majas Hiperbola merupakan jenis majas pertentangan yang menggunakan ungkapan yang dilebih-lebihkan, padahal maknanya biasa-biasa saja.
Contohnya:
Teriakannya menggelegar membelah angkasa.
Hatinya pasti seperti disayat sembilu saat mendengar hinaan itu.
Mendengar kabar penipuan itu, Ibunya mengamuk dan membakar kemarahannya pada seisi rumah.
Tugas rumah ini benar-benar membuatku memeras otak.
Ketulusanmu untuk selalu ada ketika aku membutuhkan, membuat hatiku meleleh.
Majas Litotes adalah majas yang menggunakan kata-kata dengan makna merendah. Sehingga, majas ini berisi ungkapan untuk merendahkan sesuatu yang sebetulnya lebih tinggi.
Contohnya:
Terimalah pemberian kami yang tidak seberapa ini!
Hadiahnya tidak seberapa, tapi ibu berusaha membuatnya.
Badannya yang ringkih tidak mungkin untuk ikut mendaki gunung.
Biar Saya saja yang membayarnya, nilainya tak seberapa jika dibandingkan dengan jasa yang kamu lakukan.
Aku Itu tidak pintar, hanya sedikit lebih banyak membaca saja dari yang lain.