Ketika waktu menunjukkan waktu pukul 1 dini hari, lingkungan terlihat cukup berembun, namun sang sersan tetap memerintahkan personilnya untuk kembali ke Jawa Barat.
Mereka pun bergerak menyusur tebing dan sungai. Dalam rombongan mereka, sang sersan juga membawa anaknya Asep.
Tiba-tiba, Asep menangis dan tangisannya memecah keheningan malam sehingga membuat serdadu lawan terkejut hingga menembakkan peluru ke udara.
Sang anak yang terkejut lantas diam, begitu pula tembakan musuh. Ternyata anak sang sersan terkena tembakan musuh.
Keesokan harinya, rombongan tersebut berhenti sejenak untuk menguburkan anggota rombongan mereka.