Sejak tahun 2018 aku hanya tinggal bersama ibu dan kakak perempuan. Kami tinggal di rumah kecil di pinggiran Kota Yogyakarta. Ibu memilih tinggal di kota ini sepeninggal ayah kami karena biaya hidup di kota ini sangat murah dan juga banyak pilihan sekolah di sekitar rumah.
Ibuku adalah perempuan Jawa yang perkasa. Sejak ayah pergi meninggalkan kami, ibu bekerja sebagai guru les privat bahasa Inggris dari satu rumah ke rumah yang lain. Ketika matahari menampakkan wajahnya, ibu mengajar bahasa Inggris di sebuah SD hingga matahari tepat di atas kepala. Ketika jam menunjukkan pukul 2, ibu sudah tak tampak batang hidungnya hingga pukul 8 malam.
Saat itu umurku masih 3 tahun. Aku berdua di rumah dengan kakak perempuanku yang masih kelas 5 SD. Kakakku adalah orang yang sabar di dunia ini, menurutku. Ia memandikan pada pukul 4 sore dan menyuapiku makan setelah matahari tak menampakkan hidungnya lagi.
Kakakku berambut panjang dan kulit sawo matang. Kata ibu, begitulah wanita Jawa. Ibu meminta kakak tidak memotong rambutnya. Rambut kakak lurus dan halus. Tidak seperti rambutku. Rambutku keriting kecil-kecil dan jika dipanjangkan tumbuhnya ke atas.
Begitulah keluargaku. Meski hanya hidup bertiga, kami selalu bahagia. Kata ibu, kami harus selalu akur dan saling memiliki. Seperti pedoman ibuku "makan tidak makan, yang penting kita kumpul".
Demikian ulasan mengenai contoh teks deskripsi tentang keluarga singkat. Semoga bermanfaat!