Abdul Haris Nasution juga ikut berperan dalam Operasi Trikora. Jelang pertempuran dengan Belanda, Indonesia mencari bantuan senjata dari luar negeri.
AH Nasution pun mencari bantuan ke Amerika Serikat, negara Blok Timur, Jerman, Inggris, hingga Prancis. Namun akhirnya, kontrak pembelian senjata dilakukan dengan Uni Soviet sebesar Rp2,5 miliar.
AH Nasution juga diangkat sebagai Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (KOTI) Pembebasan Irian Barat. Tak hanya itu, Nasution juga mengadakan pertemuan dengan Ketua Partai Politik Indonesia, I.J Kasimo. Pada pertemuan tersebut, AH Nasution meminta Kasimo untuk menghubungi pimpinan Partai Politik Indonesia agar dapat mempengaruhi Belanda dalam masalah Irian Barat.
Frans Kaisiepo lahir di Biak, 10 Oktober 1921. Pada 31 Agustus 1945, saat Irian Barat masih diduduki Belanda, Frans merupakan salah satu orang yang mengibarkan bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya di sana.
Frans juga mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak pada 1946. Tak hanya itu, Frans banyak terlibat mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Papua.
Ia bahkan pernah dipenjara oleh pihak Belanda karena perlawanannya pada kurun 1954-1961. Setelah bebas, Frans Kaisiepo mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI).
Partai bentukannya tersebut menuntut penyatuan Irian Barat dengan Indonesia. Melalui partai ISI, Frans membantu pendaratan sukarelawan Indonesia yang diterjunkan di Mimika.
Atas jasanya, Frans mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana Kelas Dua. Nama Frans juga diabadikan menjadi salah satu kapal perang TNI AL, KRI Frans Kaisiepo.