3. Warga China di Ukraina Jadi Sasaran Kemarahan Penduduk Lokal
Warga China di Ukraina menjadi sasaran kemarahan penduduk lokal terkait serangan Rusia. Warga Ukraina kesal karena China seolah mendukung serangan Rusia. Selain itu netizen China menghina warga Ukraina di media sosial. Seorang mahasiswa asal China yang tinggal di Kiev menceritakan perlakuan tak mengenakkan yang dialaminya, sebagaimana disampaikan kepada Financial Times.
Nama China menjadi buruk di mata warga Ukraina beberapa hari setelah Rusia memulai serangan. Pemicunya, China tidak mau menggunakan istilah invasi untuk menggambarkan serangan Rusia.
China juga menolak sanksi terhadap Rusia. Sikap permusuhan terhadap warga China juga terjadi setelah ejekan menghina Ukraina ramai di media sosial China. Pengguna media sosial lainnya juga mengatakan Ukraina layak diserang karena memihak Barat. Bahkan ada pula yang merayakan serangan Rusia ke Ukraina dan menyebutnya sebagai contoh heroik.
Mereka bahkan berharap kejadian serupa dilakukan China terhadap Taiwan. Pada Selasa (1/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba berbicara melalui sambungan telepon. Kuleba meminta bantuan China untuk membujuk Rusia agar menghentikan serangan. Sebaliknya, Wang Yi meminta jaminan dari Ukraina soal keamanan warga negaranya.
Semakin banyak warga China di Ukraina yang mendapat perlakuan buruk dari warga lokal sejak Jumat lalu. Beberapa dari mereka mengaku mengalami serangan fisik seperti dianiaya. Pemerintah China pun mengevakuasi warganya dari Ukraina. Sebanyak 600 pengungsi pertama tiba di Moldova pada Senin lalu. Sementara 1.000 lainnya diberangkatkan ke Slovakia dan Polandia keesokan harinya.
4. Patroli Pecalang Keliling Kampung saat Nyepi Temukan Warga Keluar Rumah
Pada Kamis (3/3/2022), umat Hindu di Bali merayakan hari Raya Nyepi. Hanya pecalang desa adat yang berpatroli mengamankan pelaksanaan Nyepi. Dari pantauan, tampak di Banjar Adat Tegal Bebalang Bangli, pecalang melakukan patroli keliling kampung. Sebelum melakukan patroli, pecalang sudah melaksanakan persembahyangan di pura setempat.
Selain mengawasi warga agar tidak keluar rumah, pecalang juga mengawasi rumah yang tengah di tinggal penghuninya untuk mencegah tindakan kriminal. Saat patroli, pecalang menemukan warga non-Hindu yang hendak keluar rumah.
Tim pengamanan adat hanya memberi teguran. Untuk menghormati umat Hindu di Bali yang melaksanakan Nyepi, umat beragama lain pun juga tidak diperbolehkan keluar rumah.
5. Fakta-Fakta Bocah SD di Lampung Timur Dimutilasi
Seorang bocah SD di Lampung Timur berinisial R tewas dimutilasi. Jenazahnya ditemukan Perkebunan Dusun Subing Jaya, Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhanratu.
Ketika ditemukan, posisi kepala korban terpisah dari badan. Tak hanya itu, mayat korban ditemukan dari jejak potongan jempol kaki. Saat ini, korban sudah dievakuasi di rumah.
Sementara pelaku sudah ditangkap dan diperiksa Satreskrim Polres Lampung Timur. Berikut fakta-fakta bocah SD di Lampung Timur tewas dimutilasi, yaitu sebelum tewas dia sempat pergi ke ladang ambil durian, korban R diduga sempat berteriak minta tolong, bocah SD yang tewas dimutilasi ditemukan berawal dari jempol kaki, ketika ditemukan kepala korban terpisah dari badan bocah tersebut, pelaku mutilasi diduga orang gila.