JAKARTA, iNews.id - Motif tersangka SRN (33) membacok kiai muda, KH Farid Ash Waddahr atau akrab disapa Gus Farid di Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Indramayu terkuak. Pembacokan itu dilakukan lantaran beda pandangan soal paham agama dan amalan wirid atau zikir.
Selain membacok Gus Farid, pelaku juga menganiaya Nyai Anah yang merupakan istri Gus Farid dan Muhammad Haka seorang santri yang merupakan keponakan kiai muda itu. Berita terpopuler lainnya adalah penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin meningkat 15 persen.
Berikut rangkuman berita terpopuler pada Jumat (11/3/2022):
1. Motif Pembacokan Kiai Muda di Indramayu
Motif tersangka SRN (33) membacok kiai muda, KH Farid Ash Waddahr atau akrab disapa Gus Farid di Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Indramayu, terkuak. Pembacokan itu dilakukan lantaran beda pandangan soal paham agama dan amalan wirid atau zikir.
Selain membacok Gus Farid, pelaku juga menganiaya Nyai Anah yang merupakan istri Gus Farid dan Muhammad Haka seorang santri yang merupakan keponakan kiai muda itu. Peristiwa terjadi di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur di Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3/2022) sekitar pukul 22.30 WIB.
Kombes Pol Ibrahim Tompo menyatakan berdasarkan penyelidikan dan pemeriksaan saksi di lingkungan Ponpes An-Nur, masyarakat dan santri menyebut pelaku memiliki paham berbeda dalam agama Islam. Atas kejadian ini, KH Farid, pengasuh Ponpes An-Nur masih trauma.
Gus Farid juga mengkhawatirkan kondisi kesehatan istrinya yang saat ini hamil muda dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Nyai Anah, istri Gus Farid sedang mengandung anak kedua.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Indramayu KH Mustofa mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus pembacokan ini dan pelaku ditindak tegas.
2. Sebelum Gantung Diri, Lelaki Asal Wonosari Sering Nyatakan Niatnya ke Tetangga
Pada Kamis (10/3/2022) dini hari, peristiwa bunuh diri kembali terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. ARS (70) ditemukan tewas gantung diri di pohon nangka belakang rumahnya Pulutan, Wonosari, Gunungkidul.
Kapolsek Wonosari, Kompol Edi Purnomo mengatakan ARS ditemukan gantung diri sekitar pukul 03.30 WIB. Kejadian tersebut diketahui oleh istrinya S yang akan pergi ke kamar mandi.
Saat itu sang istri melihat ada pohon nangka yang berada di depan rumah dalam kondisi roboh. Kemudian perempuan ini mendekat karena melihat ada jaket warna biru.
Jaket yang terlihat di pohon itu ternyata suaminya. Sang suami telah gantung diri di pohon nangka.
Melihat hal tersebut, S kemudian berteriak histeris meminta tolong. Teriakan sang istri ini membuat para tetangga keluar rumah.
Mendapat laporan tersebut, petugas Polsek bersama Puskesmas Wonosari mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Mereka langsung melakukan pemeriksaan terhadap jasad ARS dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.
Berdasarkan keterangan dari keluarga, korban mempunyai riwayat sakit paru-paru dan jantung. Kemungkinan besar hal tersebut memicu bunuh diri.
Setidaknya sudah beberapa kali korban mengatakan kepada tetangga akan melakukan gantung diri. Di samping itu korban selama 3 bulan ini sering keluar rumah di atas jam 24.00 WIB.