Seorang kepala sekolah di Varkanalli, Karnataka, India, ditangkap polisi atas tuduhan pelecehan seksual terhadap para siswi. Pelaku menjanjikan nilai ujian yang bagus kepada para siswi kelas 10 atau setara SMA yang mau berhubungan seksual dengannya.
Pria berinsial H itu mengancam para siswi yang tak mau memenuhi permintaannya, di antaranya dengan menghambat kemajuan akademis serta tak bisa makan di asrama. Para siswi yang tidak tahan dengan perlakuan itu akhirnya melapor polisi.
Mereka membuat laporan setebal delapan halaman yang kemudian diserahkan ke pejabat kepolisian Karnataka, Ragapriya. Setelah menerima laporan tersebut, Ragapriya memerintahkan jajarannya melakukan penyelidikan yang ditindaklanjuti dengan penangkapan.
Legenda tunggal putra China Lin Dan bongkar tiga pebulutangkis tangguh di Asia. Dua di antaranya berasal dari Indonesia.
Pebulutangkis yang dijuluki Super Dan itu sudah dua kali naik podium tertinggi di Olimpiade. Pria berusia 38 tahun itu juga memenangkan lima gelar juara dunia.
Banyak lawan hebat sudah dihadapi Lin Dan sepanjang karier. Tapi menurutnya lawan paling merepotkan selalu bersal dari Asia. Lin Dan sudah punya list tiga pebulutangkis Asia paling tangguh yakni Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Lee Chong Wei.
Prajurit Marinir memang tidak mengenal takut. Seperti yang dilakukan oleh Kapten Marinir Sugeng Hardjo.
Penerbang helikopter itu gugur saat Operasi Seroja pada Agustus 1976. Waktu itu Kogasgab Seroja yang bermarkas di Kota Dili menerima permintaan bantuan logistik dari satu pasukan Kopassus yang terkepung oleh pasukan Fretilin.
Kogasgab Seroja kemudian memerintahkan satuan pesawat dari Pelita Air Service yang diperbantukan ke untuk mengirimkan logistik berupa makanan, amunisi, dan obat-obatan. Kapten KKO Sugeng yang sudah bertugas pada hari sebelumnya bersedia menggantikan penerbang yang menolak untuk bertugas.
Kapten Sugeng menerbangkan pesawat helikopter jenis Bolkow 105. Ketika dia melakukan manuver ‘approach’, yaitu pendekatan untuk mendarat di ‘landing spot’ yang telah disediakan, dia menerima berondongan peluru dari pasukan Fretilin.
Peluru menembus badannya, namun Kapten Sugeng tetap terus melakukan gerakan untuk mendaratkan helikopternya. Setelah berhasil mendaratkan helikopternya Kapten Sugeng jatuh lunglai dan kemudian gugur.
Atas dedikasinya, Kapten Marinir Sugeng Hardjotaruno dianugerahi Bintang Sakti berdasarkan Keppres Nomor 069/TK/TH. 1978 tanggal 14 Desember 1978. Pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Marinir Anumerta.