4. Perempuan yang Dibakar Oknum Polisi Sebut Pelaku Manusia Kejam
Perempuan berinisial DN (25) yang dibakar oknum polisi sudah siuman. Perempuan ini juga sudah mampu berbicara dan menceritakan peristiwa yang dialaminya. Menurut korban, sebelum pelaku datang dan membakar dirinya, pelaku mendatangi salon milik kakaknya. Di tempat itu, pelaku menyiramkan bensin dan mengancam akan membakar salon kakaknya. Ketika itu korban berada di Prabumulih dan akan pulang ke Muara Enim keesokan harinya. Namun pelaku tidak percaya. Usai bertemu dan membakar korban, pelaku langsung mengambil handphonenya yang berisi chat ancaman.
Dengan menahan rasa sakit, korban meminta pertolongan agar diantar ke rumah sakit. Karena tidak ada yang mengantar, pelaku yang masih berada di lokasi meminta korban untuk naik ke motornya. Namun bukannya diantar ke rumah sakit atau puskesmas, korban ditinggalkan pinggir jalan utama. Pelaku sempat menyetop kendaraan yang melintas, namun tidak ada yang bersedia berhenti karena takut disalahkan. Selain membakar dan meninggalkan korban dipinggir jalan, pelaku yang merupakan oknum polisi di Polres Lahat diduga mengambil handphone korban.
Akibat peristiwa ini, korban menderita luka bakar parah di sekujur tubuhnya. Pelaku juga menderita luka bakar di kedua tangan dan sedikit bagian muka. Pelaku dirawat di Sal Bedah Ruang Enim 1 RSUD Muara Enim. Sedangkan Korban dirawat di ruang ICU RSUD Muara Enim secara intensif karena menderita luka bakar sekitar 80 persen.
5. Pegiat Exalos Meninggal Digigit Ular Putih Papua
Ular putih Papua atau Micropechis Ikaheka belum ada antiracunnya di dunia. Sehingga aktivitas mencari ular tersebut tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Hal itu disampaikan oleh dokter ahli gigitan ular berbisa Dr dr Tri Maharani terkait peristiwa meninggalnya Anaas Muhtazul'ulum anggota Exalos Indonesia akibat digigit ular Micropechis Ikaheka di Misool Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Sabtu (12/3/2022).
Ia mengungkapkan bahwa 30 menit setelah digigit ular berbisa tersebut, Anaas sempat menghubunginya untuk meminta pertolongan. Ia kemudian mengarahkan korban Anaas mendatangi puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan secara medis.
Atas kejadian tersebut, Tri Maharani yang menjabat Presiden Toxinology Society of Indonesia itu mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak melakukan aktivitas mencari ular Papua, terutama Micropechis Ikaheka karena nyawa taruhannya. Hal ini karena belum ada antiracunnya di dunia.