JAKARTA, iNews.id – Sosok Pratu Suparlan melegenda di Kopassus ketika pertempuran merebut Timor-Timur dari tangan pemberontak komunis Fretilin. Dia dijuluki Rambo Indonesia karena keberaniannya menumbangkan enam orang dalam keadaan luka tembak.
Berita populer lainnya adalah peringkat FIFA peserta Piala Dunia 2022. Berikut rangkuman berita terpopuler pada Rabu (2/11/2022):
1. Teriakan Allahu Akbar Pratu Suparlan
Pratu Suparlan merupakan sosok prajurit Kopassus gagah berani yang dijuluki rambo Indonesia. Pada 1975, terjadi Revolusi Bunga di Portugal, negara yang saat itu menduduki Timor Timur. Revolusi menyebabkan Portugal tidak dapat mempertahankan daerah kekuasaannya hingga akhirnya dimanfaatkan partai politik komunis Fretilin untuk merebut Timor Timur. Ada lebih dari 60.000 warga sipil yang menginginkan integrasi dengan Indonesia dibantai pasukan Fretilin. Indonesia membentuk pasukan gabungan Nanggala-LII Kopassandha (saat ini Kopassus) guna mencegah terjadinya hal yang lebih buruk. Satu grup yang terdiri atas sembilan personel dikirim ke Timor Timur.
Tim berpatroli di zona Z, KV 34-34 Komplek Liasidi, pedalaman Hutan Bumi Larose. Di mana kawasan tersebut terkenal sangat rawan. Hal ini karena menjadi sarang tokoh utama Fretilin. Sejumlah rencana telah dipersiapkan, namun tiba-tiba pasukan Fretilin berjumlah sekitar 300 orang muncul dari berbagai arah lengkap dengan senjata canggih.
Jumlah pasukan dan kelengkapan senjata berbeda jauh, satu per satu anggota pasukan gugur. Pratu Suparlan mengajukan diri untuk mengadang musuh. Ia mengulur waktu agar pasukan kecil dapat melarikan diri dengan selamat. Kemudian Pratu Suparlan mengambil senapan mesin otomatis FN milik temannya yang gugur lalu menghampiri pasukan Fretilin. Pada tubuh Pratu Suparlan terdapat banyak tembakan.
Pada momen ini, Pratu Suparlan seperti banteng. Ia mengejar pasukan Fretilin tanpa lelah meski terluka. Setelah amunisi habis, ia belum juga menyerah. Meski sudah melemah, Pratu Suparlan masih sanggup menumbangkan enam anggota Fretilin. Akhirnya Pratu Suparlan mencapai batas dan jatuh terduduk. Ia tidak lagi mempunyai kekuatan untuk bergerak. Kemudian ia mencabut dua granat dari kantongnya dan melemparkannya ke arah anggota Fretilin yang mengerumuninya sambil berteriak 'Allahu Akbar'.