Eradicating bad character is not an easy task. It requires a concerted effort from individuals, families, communities, and institutions. But it is a task worth undertaking, for the sake of our own well-being, the well-being of future generations, and the future of our society.
Together, let us cultivate a society where good character is the norm, not the exception. Let us create a world where individuals are guided by ethical principles, where integrity is valued, and where compassion prevails.
Thank you.
Terjemahan:
Hadirin sekalian, saudara setanah air,
Izinkan saya hari ini berbicara mengenai permasalahan serius yang melanda masyarakat kita: akhlak tercela. Akhlak tercela, yang juga dikenal sebagai moral yang buruk, mencakup berbagai perilaku yang dianggap tidak etis, tidak jujur, dan merugikan orang lain. Ini adalah kebalikan dari akhlak yang baik, yang dibangun di atas prinsip integritas, rasa hormat, dan kasih sayang.
Akhlak tercela muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari tindakan keegoisan dan tipu daya sehari-hari hingga pelanggaran yang lebih serius seperti pencurian, kekerasan, dan korupsi. Perilaku ini mengikis fondasi masyarakat kita, menciptakan suasana ketidakpercayaan, ketakutan, dan perpecahan.
Dampak dari akhlak tercela ini sangat luas. Ketika individu mengutamakan keinginan mereka sendiri di atas kesejahteraan orang lain, hal itu akan menyebabkan rusaknya tatanan sosial.