Aku percaya, aku bukan polusi di kota tengah itu
Masa depanku ada di situ
Di tengah kota itu.
5. Narasi Jalanan
Sepintas terdengar, seperti suara buih di bebatuan
Nadanya menyejukkan hati tanpa irama yang mati
Kau juga pasti terpesona sampai jatuh
Katanya selalu lembut dengan janji tanpa henti
Berusaha untuk meyakini walau hanya ilusi
Jalanan ini jadi saksi atas ucap dari lidah tak bertulang
Teriakkannya membabi buta sampai semua terpana
Tentang aku yang kalian butuhkan
Tentang aku bukan penipu 5 tahunan
Tentang aku adalah utusan
Jalanan ini menjadi bukti kuat
Teriak histeris, ramai bagai petir menggelegar hebat
Membius keraguan hati rakyat
Selalu begitu, dari dulu juga begitu, rakyat selalu terpikat
Perubahan hanyalah kursi manja di gedung mewah
Rakyat tetap begitu saja
Jalanan itu dulu hanyalah bukti peninggalan janji manis yang terasa pedis
Rakyat selalu dibutakan oleh paras dan rayuan tanpa batas
Sayang seribu sayang masih tertipu dengan nada merdu
Dalam irama nada yang selalu sama
Narasi jalanan hanyalah rayuan belaka, bagai pria menggoda pujaan hati
Selalu terbuai dan terjatuh, lalu mendekat kembali tanpa ragu walau tertipu lagi