“Kami sedang mengadakan retreat liburan sekolah untuk anak-anak. Tempatnya vila pribadi, bukan gereja. Tapi tiba-tiba warga datang dan melempar batu. Anak-anak panik, trauma, kami dipaksa keluar, mobil kami juga dipukul dan dilempari,” ujar korban dalam video yang viral di media sosial.
Fakta lain turut disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi dan Kesbangpol yang mengklarifikasi bahwa bangunan tersebut bukan tempat ibadah, melainkan rumah tinggal. Mereka menyebut peristiwa ini telah diselesaikan secara kekeluargaan, dan warga bersedia mengganti kerusakan yang terjadi.
“Saya pertegas, itu bukan gereja atau tempat ibadah. Itu rumah tempat tinggal. Isu ini harus diluruskan,” tegas Kepala Kesbangpol, Tri Romadhono Suwardianto.