JAKARTA, iNews.id - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo memiliki kisah masa kecil yang sangat menarik untuk dibahas. Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara, yang lahir dari pasangan Pramudi Wiryo dan Sri Suparmi.
Ganjar dan keluarga awalnya tinggal di Desa Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Saat Ganjar duduk di bangku sekolah dasar (SD), keluarganya harus berpindah ke Kutoarjo karena tuntutan ekonomi.
Ternyata, masa kecil Ganjar memang tidak bisa dibilang indah. Namun, fakta-fakta masa kecilnya bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.
Saat Ganjar lahir, sang ayah menamainya Ganjar Sungkowo. Jika dijabarkan, Ganjar memiliki arti hadiah atau ganjaran dari Tuhan dan Sungkowo atau Sungkawa artinya kesedihan.
Nama itu diberikan karena saat Ganjar masih di kandungan, kondisi ekonomi keluarga mereka sedang sulit. Selain itu, sang ibunda Sri juga mengalami hal-hal menyedihkan, seperti pernah jatuh menjelang kelahiran Ganjar.
Nama Sungkowo kemudian diganti menjadi Pranowo. Saat dia didaftarkan masuk Sekolah Dasar, namanya diubah karena orang tuanya khawatir kehidupan Ganjar akan selalu dirundung kesedihan jika masih memakai nama Sungkowo.
Nama barunya, Ganjar Pranowo, memiliki arti yang sangat bagus. Pranowo atau Pranawa berarti hati yang terang.
Sebelum merantau ke Kutuarjo, keluarga Ganjar Pranowo pernah harus diusir dari rumah sendiri. Pengusiran ini membuat keluarga Ganjar harus pindah rumah ke Kecamatan Karanganyar, di ibu kota kabupaten.
Pengusiran ini terjadi karena rumah yang dikontrak keluarga Ganjar akan dijual oleh pemiliknya. Padahal, sesuai kesepakatan, keluarga Ganjar masih diperbolehkan menghuni sampai mendapatkan rumah baru.
Kejadian pengusiran itu sangat berbekas di hati Ganjar Pranowo. Ia melihat di depan matanya, bagaimana kedua orang tuanya harus cekcok.
"Dalam tangisnya, ibu memberi isyarat bahwa kami tidak boleh ikut terlibat urusan orang tua. Aku sangat terpukul dengan kejadian ini," ucap Ganjar mengenang momen tersebut.
Setelah kejadian adu mulut itu, Ayahnya pamit kepada istri dan anak-anaknya untuk mencari rumah kontrakan baru. Tengah malam, kabar baik itu akhirnya datang. Ayahnya meminta seluruh anggota keluarga untuk bersiap-siap pindah keesokan paginya.