“Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh,” imbuh dia.
Sebelum anak melakukan vaksinasi, pastikan kondisi mood atau psikologi anak tengah nyaman. Ari menyebut jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.
“Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stress,” tutur dosen yang juga konselor di layanan konseling mahasiswa UB ini.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) harus diantisipasi sejak awal oleh orang tua. Ari menjelaskan anak-anak perlu dikurangi tingkat kecemasan dengan mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.
Kemudian yang juga penting, kata Ari adalah meyakinkan anak agar tetap mau menjalani vaksin dosis kedua. Jangan membuat anak merasa trauma dengan vaksinasi.