Danrem mengulas sejarah bahwa Tentara NICA yang dibonceng oleh pasukan Sekutu datang kembali ke Nusantara usai Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945, berusaha menguasai kembali Nusantara termasuk Cianjur Selatan. Aksi keji NICA terhadap rakyat Indonesia dimulai setelah pada tanggal 17 Januari 1948 Perjanjian Renville disepakati.
“Kekejian para tentara Belanda pun terjadi pada rakyat sipil, dan keenam puluh delapan warga sipil yang menjadi korban kebiadaban tentara NICA tersebut adalah warga luar Takokak, mereka dibawa dengan truk-truk militer dari Penjara Van Delden Gunung Puyuh Sukabumi. Dan di Takokak itulah nyawa mereka dihabisi,” jelasnya.
Kawasan perbukitan Takokak Cianjur Selatan kini menjadi sejarah yang patut dikenang oleh generasi penerus. Karena di sana ada enam puluh delapan situs makam pahlawan bangsa tanpa nama.
“Kecintaannya kepada tanah air patut diteladani. Kita harus mengambil hikmah dari semuanya. Jadilah anak bangsa yang dapat membangun dan mempertahankan NKRI. Banyak hal yang dapat berikan untuk bangsa,” tuturnya.