2. Sumber dan Media Pembelajaran Lebih Familiar
Salah satu kendala utama yang dihadapi guru maupun murid selama menjalani PJJ berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber maupun media pembelajaran daring. Sumber belajar daring sejauh ini belum begitu familiar dan mudah dipahami oleh para guru juga para murid, terutama yang berada di wilayah 3T.
Sumber belajar dan portal daring sudah banyak disediakan oleh Kemdikbud dan lembaga pendidikan lainnya secara gratis, seperti rumah belajar, guru berbagi, sumber belajar seamolec, dan lainnya. Akan tetapi dengan proses adaptasi yang begitu cepat dan tanpa proses persiapan dan pelatihan sebelumnya, para guru masih banyak mengalami kesulitan dalam memanfaatkan dan mengelola berbagai sumber dan media pembelajaran online. Begitu pun yang dialami murid dan para orang tua.
Karena itu, dari beberapa survei terakhir yang dilakukan Mendikbud, sebagian besar guru, murid, dan orang tua lebih menghendaki kembali diadakannya KBM tatap muka.
3. Tidak Harus Terhubung dengan Internet
Salah satu keuntungan dari KBM tatap muka, tidak membutuhkan koneksi internet dan gawai. Guru maupun murid bisa secara langsung melakukan interaksi dan komunikasi dalam aktivitas pembelajaran.
Hal ini tentu sangat membantu bagi para guru dan murid yang berada di wilayah 3T atau belum terjangkau jaringan internet. Kendala gawai juga bisa teratasi dengan memanfaatkan sumber belajar konvensional seperti buku, LKPD dan APE yang lebih mudah dan terjangkau untuk dimanfaatkan.
Meskipun saat ini proses pembelajaran ideal harusnya sudah mengoptimalkan blended learning dengan mengkombinasikan anatara daring dan konvensional, dengan keterbatasan infrastruktur dan kemampuan dalam mengelola KBM daring, pembelajaran tatap muka masih dianggap paling baik dan ideal.