اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.
Artinya: ”Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) atau 60 (enam puluh) cabang, cabang iman yang tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan cabang iman terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari penjelasan hadits di atas, ditegaskan bahwa malu merupakan salah satu bagian dari iman. Maka perlu dipahami bersama bahwa malu adalah sikap menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela dan hina.
Berikut ini adalah contoh penerapan sikap malu di sekolah yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (2/10/2023).
Seorang siswa harus menerapkan sikap malu apabila datang terlambat ke sekolah. Selain bisa memupuk sikap disiplin, ini juga menjadi contoh yang baik kepada murid lainnya.