Salam Pembuka:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hadirin yang saya hormati, Pada kesempatan kali ini, marilah kita berbicara tentang kejujuran, sebuah nilai luhur yang menjadi dasar dari kehidupan bermartabat.
Isi:
Kejujuran adalah sikap jujur dan tulus dalam berbicara, bertindak, dan berpikir, tanpa ada niat untuk menyembunyikan kebenaran atau menipu orang lain. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar dengan yang bathil, dan janganlah kamu sembunyikan yang benar itu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 42).
Firman-Nya ini menegaskan betapa pentingnya kejujuran dalam hidup kita. Kejujuran adalah landasan utama dalam membentuk karakter yang kuat dan bermartabat.
Saat kita berbicara jujur, orang lain akan memiliki kepercayaan penuh pada kita. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan baik dalam keluarga, persahabatan, maupun dalam dunia profesional. Tanpa kejujuran, hubungan tersebut bisa runtuh dalam sekejap.
Contoh nyata tentang kejujuran dapat kita temukan dalam sejarah Islam dan dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah contoh teladan dalam kejujuran, sehingga dikenal sebagai "Al-Amin" yang berarti "yang dapat dipercaya".
Nabi Muhammad SAW selalu berbicara jujur dan tidak pernah membohongi siapa pun, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Hadirin yang saya cintai, Kejujuran bukanlah sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan cerminan dari kesucian hati dan integritas pribadi.
Saat kita jujur, kita memiliki kedamaian batin dan tidak perlu khawatir akan terjebak dalam kebohongan dan tipu daya. Mari kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya kejujuran dalam kehidupan kita.
Setiap tindakan kejujuran yang kita lakukan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Dengan berpegang teguh pada nilai kejujuran, kita mampu membangun dunia yang lebih adil dan bermartabat.
Tantangan dalam menghadapi godaan untuk berbohong memang ada, terutama dalam situasi-situasi sulit. Namun, ingatlah bahwa kejujuran adalah cerminan dari kebesaran hati dan kekuatan karakter.
Dengan berpegang pada kejujuran, kita mengokohkan pondasi kehidupan yang kuat dan terpercaya.
Salam Penutup:
Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Pembuka:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang terhormat (...)
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayahNya kepada kita semua, sehingga kitab isa bertemu dengan bulan yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah, yaitu bulan Ramadhan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW pada keluarga dan para sahabat beliau serta semua pengikut ajaran-ajaran beliau. Karena lantaran beliaulah sehingga kita mendapat petunjuk melalui ajaran-ajaran Islam dan dengan demikian kita bisa membedakan mana perkara yang haq dan mana perkara yang bathil.
Isi:
Hadirin yang saya hormati
Pada bulan Rajab kita senantiasa mengingat kembali peristiwa yang sangat besar, dimana dalam peristiwa Isra Mi'raj itulah Rasulullah SAW menerima perintah salat lima waktu yang asal mulanya lima puluh waktu dalam sehari semalam.
Adapun yang dimaksud dengan Isra dalam arti bahasa adalah perjalanan di malam hari. Namun, yang dimaksud dalam agama Islam adalah perjalanan Rasulullah SAW di malam hari dari Masjidil haram menuju Masjidil Aqsa yang penuh berkah di sekelilingnya.
Hal tersebut sudah difirmankan oleh SWT dalam Al-Quran surat Al Isra ayat 1:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: "Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Setelah kita perhatikan sejenak tentang ayat Al-Quran tersebut, maka kita bisa ambil kesimpulan bahwa apa yang difirmankan oleh Allah tersebut telah terbukti seperti kita saksikan pada zaman sekarang ini, yakni di sekeliling Masjidil Haram benar-benar diberkati dengan rizki yang melimpah serta kewibawaan yang luar biasa sehingga setiap tahun berduyun-duyun orang mengunjungi untuk menunaikan ibadah haji sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini.
Adapun yang dimaksud dengan Miraj menurut arti bahasa adalah naik ke atas dengan menggunakan tangga, tetapi yang dimaksud menurut syariat agama Islam adalah Allah menaikkan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa sampai Sidratul Muntaha, yaitu suatu tempat yang paling tingga yang tak akan mampu manusia manapun, sekaligus menggunakan alat-alat canggih dalam kemajuan teknologi yang serba canggih ini, selain Rasulullah SAW yang telah dikehendaki Allah SWT.
Di sanalah beliau menerima perintah salat lima waktu yang semua lima puluh waktu dalam sehari, namun dengan kemurahan Allah SWT dimohon kekurangannya hingga tinggal lima waktu yang tidak mengurangi pahalanya lima puluh kali tersebut yang wajib dikerjakan oleh beliau beserta segenap umat beliau.
Hadirin yang saya hormati,
Tepat peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW terjadi dengan kehendak Allah SWT pada malam 27 Rajab tahun 11 H. Adapun hikmah dari Isra Miraj ini adalah menanamkan kekuatan batin beliau Rasulullah SAW atas cobaan atau musibah yang menimpa pada beliau sepeninggalan paman, kakek, serta istri tercintanya.
Selain menanamkan kekuatan batin kepada nabi, Allah juga memberikan ujian terhadap segenap umat Islam baik di zaman Rasulullah SAW maupun di zaman sekarang. Dengan peristiwa Isra Miraj tersebut akan Nampak bagi siapa yang beriman secara murni, maka akan lebih tebal imannya dengan peristiwa tersebut, karena peristiwa yang sehebat bagaimanapun tidak akan ada kesulitan apabila dikehendaki Allah SWT.
Dan bagi orang yang imannya tipis akan berubah menjadi murtad, karena tidak percaya dengan peristiwa Isra Miraj tersebut.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Salam Pembuka:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Asyhadu Alla ilaha ilallah, wahdahula syarikalah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuluh, amma ba'du.
Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak Nya, yang telah menciptakan makhluk Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.
Isi:
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan dakwah tentang membangun akhlak mulia sebagaimana yang telah diajarkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad saw.
Hadiri yang berbahagia, hal pertama agar kita mencapai akhlak yang baik adalah tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang orang yang memusuhi kita. Biasanya kita tidak ingin mau menjalin silaturahmi dengan orang yang memusuhi kita.
Jangankan dengan musuh, dengan kerabat pun kadang-kadang hubungan kita kurang baik. Artinya, melakukan itu tidaklah mudah, sebab membutuhkan sebuah perjuangan dan ketulusan hati yang tinggi.
Selain itu, berbuat baik kepada orang yang kikir kepada kita juga pekerjaan yang sulit. Kita sering menolak untuk memberikan bantuan kepada orang yang jelas-jelas terkenal kikir atau pelit. Menurut pandangan kita, orang yang kikir kepada orang lain jangan diberi bantuan supaya tahu rasa. Bisikan itu yang sering muncul dalam hati kita.Akan tetapi, dalam pandangan Allah SWT ternyata tidak demikian.
Kepada siapa pun dan bagaimanapun orangnya, ketika kita diberi keleluasaan untuk berderma maka kita harus mendermakan harta kita. Kita harus yakin bahwa Allahlah yang akan menggantinya.
Hal ketiga juga tak kalah sulitnya. Memaafkan orang yang telah jelas-jelas berbuat zalim kepada kita sangatlah sulit dilakukan. Sikap kita biasanya justru terbalik, kita sering tidak mau memaafkan orang yang telah menyakiti kita, bahkan cenderung ingin membalas dendam.
Padahal sikap seperti itu bukanlah cermin dari akhlak yang baik. Memaafkan orang lain bukan berarti kita kalah, melainkan kita menunjukkan kebesaran hati kita.Hadiri yang berbahagia,Kita sebagai umat Rasulullah Saw. sudah seharusnya mengikuti ajaran tersebut jika ingin mencapai derajat akhlak yang baik di sisi Allah dan rasul-Nya.
Kita harus berupaya untuk melatih ketiga hal tersebut atas dasar karena Allah dan bukan karena ingin dipuji orang lain. Mari kita tingkatkan amal ibadah kita dimulai dengan memperbaiki akhlak diri kita sendiri.
Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya, tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak."
Salam Penutup:
Hadirin yang berbahagia, demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini. Wabillahi Taufik wal hidayah.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Salam Pembuka:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena kita semua disini masih diberikan kesempatan untuk bertemu berkumpul bersama dalam acara ini.
Alhamdulillah kita ucapkan karena kita semua masih diberikan nikmat badan yang sehat, sehingga kita semua bisa bersilaturahmi.
Isi:
Teman-teman dan hadirin yang dirahmati Allah SWT, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato singkat mengenai seseorang yang selalu kita sayangi kehadirannya di dalam hidup kita, yakni ibu.
Ibu sudah sangat berperan dan berjasa besar dalam kehidupan kita, bahkan sejak kita masih di dalam kandungan. Ibu sudah mengandung selama sembilan bulan lamanya dan harus bersusah payah melahirkan kita dengan rasa sakit yang sangat luar biasa.
Saat kita lahir, ibu yang masih kesakitan tanpa mengenal pamrih memberikan seluruh kasih sayang dan juga perhatiannya kepada kita, yakni anaknya tersayang. Oleh sebab itu, munculah sebuah pepatah, kasih ibu sepanjang masa dan pastinya pepatah itu benar adanya. Ya bukan?
Dari perjuangan ibu sejak kita masih di dalam kandungan dan setelah kita lahir, ibu selalu ikhlas memberikan kasih sayang tanpa berharap kita bisa mengembalikan apapun.
Selain tidak mengharapkan apapun, surga yang kita harap di dunia ini juga ada di bawah telapak kaki ibu. Pastinya hal tersebut tidak bisa kita maknai secara harfiah. Namun, itu artinya ibu mempunyai jasa yang sangat besar, sampai surga berada di bawah telapak kakinya dan bahkan ridho Allah juga ada pada ridho ibu dan kedua orang tua.
Untuk itu, kita semua wajib berperilaku baik dan berbakti pada ibu sampai akhir hayat. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka karena tidak mau menuruti perkataan ibu, atau sekadar menolak membantu ibu untuk mengurus persoalan rumah.
Karena dengan berbakti kepada ibu dan juga orang tua, maka Allah akan memberikan limpahan nikmat dan juga rahmat-Nya kepada kita semua.
Salam Penutup:
Demikian pidato singkat saya tentang ibu kali ini. Semoga kita semua mendapatkan manfaat dari pidato yang saya sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.