Jenis paragraf yang satu ini berbeda dengan jenis yang sebelumnya, paragraf induktif memiliki gagasan utama di akhir paragraf sebagai simpulan dari paragraf. Kalimat-kalimat yang di awal paragraf merupakan kalimat-kalimat pendukung untuk kalimat utama yang ada di akhir.
Ciri dari jenis paragraf ini adalah menggunakan kata kata seperti “karena itu”, “oleh sebab itu” , “jadi”, “dengan begitu”, dan “dengan demikian”.
Contoh:
Yang dimaksud dengan kebudayaan fiksi tampak jelas karena merujuk pada benda-benda Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika.
Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani dan bahkan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik
Tidak seperti kedua jenis paragraf sebelumnya, jenis paragraf ini memiliki letak kalimat utama atau gagasan utama di awal dan di akhir kalimat. Kalimat awal yang menjadi gagasan utama merupakan inti kalimat dan kalimat akhir yang menjadi gagasan utama merupakan penekanan kembali gagasan utama yang telah ada. Namun jenis paragraf ini sangat jarang kita temui.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah-murah sehat dan kuat Departemen sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli Bahan ini tahan api dan tahan air.
Lagi pula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Jenis paragraf menurut tujuannya
Paragraf jenis ini menceritakan suatu hal dengan berurutan. Kalimat yang disusun biasanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar pembaca dapat membayangkan kejadian yang diceritakan dalam paragraf. Jenis paragraf ini biasanya kita dapati di cerpen, novel, maupun cerita rakyat.
Contoh:
Malam itu ayah benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan, ayah mengatakan bahwa aku akan diantar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.