Kemudian dilihat dari proses pembuatannya, alkohol dapat dibedakan menjadi khamr dan etanol hasil industri non-khamr yang diperoleh dari sintesis kimiawi atau hasil industri fermentasi non-khamr.
Alkohol yang berasal dari khamr termasuk bahan yang tidak dapat disertifikasi halal. Sedangkan alkohol hasil sintesis kimiawi atau fermentasi non-khamr penggunaannya diperbolehkan sepanjang tidak membahayakan dan dapat disertifikasi halal.
"Alkohol dalam antiseptik tersebut merupakan bahan yang diperoleh dari proses produk halal dan memperoleh sertifikat halal.
Produk antiseptik itu sendiri adalah barang gunaan yang peruntukannya sebagai antiseptik, dan jelas bukan untuk diminum," ujar dia.