Menanggapi pemblokiran ini, pengelola masjid telah mengajukan banding ke pihak platform media sosial agar akun-akun tersebut dapat dipulihkan. Di sisi lain, mereka juga sedang mempertimbangkan penggantian nama akun agar tidak kembali menjadi sasaran pemblokiran.
“Mungkin nama Hamas akan kita kasih kepanjangannya, tidak disingkat,” ucap Jazir.
Sebelumnya, pemblokiran akun Masjid Jogokariyan memicu spekulasi liar. Informasi yang beredar menyebut bahwa masjid dituding berafiliasi dengan kelompok ekstremis atau organisasi terlarang. Namun, pihak masjid menegaskan tudingan itu tidak berdasar dan hanya disebabkan kesalahan penafsiran nama.