Firman menyebut, peristiwa itupun didominasi dengan kecelakaan tunggal. Ia pun mengaku tidak mengetahui secara pasti, apa faktor utama penyebab tingginya kecelakaan tunggal tersebut. Menurutnya, kepolisian akan melakukan study guna mendalami hal tersebut.
"Yang banyak terjadi setelah modus kecelakaan pola tunggal ini terjadi adalah kecelakaan depan, depan yang umumnya ketika masyarakat bermanuver mendahului, ini yang paling banyak terjadi. Kedua depan, belakang berarti kemungkinan hanya dua, satu tidak konsentrasi yang satu tidak jaga jarak," ucap Firman.
Locus kecelakaan itu paling banyak terjadi di jalan arteri saat momentum Natal dan Tahun Baru. Korbannya pun paling tinggi di luar kategori pekerja PNS, karyawan swasta, mahasiswa, pelajar pengemudi TNI-Polri.
"Jadi artinya yang lain-lain ini yang tidak bekerja, ibu rumah tangga, petani, pensiunan ini yang mendominasi kecelakaan yang kemarin terjadi. Untuk profesi pelaku juga ini masuk kategori lain lain artinya di luar PNS, karyawan, TNI-Polri. Jadi pelaku maupun korban lebih banyak di profesi tidak bekerja, petani maupun pensiunan," tutur Firman.
Bahkan, kata Firman, kecelakaan tersebut pun didominasi paling tinggi oleh kendaraan roda dua atau motor. "Jadi kita masih lebih atensi terhadap pengguna kendaraan roda dua. Baik mungkin karena kecepatan, atau lawan arah dan lain sebagainya," tutup Firman.