Dia menekankan meski bangunannya belum sepenuhnya tergambar, pola permukiman dan artefak yang muncul mengindikasikan adanya kehidupan spiritual yang mapan.
Penafsiran ini diperkuat dengan keberadaan Prasasti Ukirnegara yang lebih muda usianya dibanding Prasasti Wurandungan. Dalam prasasti tersebut, kembali disebutkan Wurandungan sebagai tanah perdikan, memperkuat posisi historis kawasan ini.
“Kata ‘randung’ dalam prasasti berkembang menjadi ‘Bendungan’, nama dusun saat ini. Lalu ‘Landungsari’ menjadi nama desa. Ini menunjukkan kesinambungan nama dari masa lampau ke masa kini,” katanya.
Warga menyebut lokasi temuan sebagai Situs Balekambang yang berada di area perkebunan jeruk. Temuan ini memunculkan harapan agar penelitian lanjutan segera dilakukan.
Pemerintah daerah diharapkan segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) untuk ekskavasi resmi.
“Potensi arkeologisnya besar dan bisa menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban Malang,” ucap Dwi.