JAKARTA,iNews.id - Sudah tahu apa arti penampahan galungan jelang Hari Raya Galungan? Hari Penampahan Galungan jatuh pada hari Selasa (Anggara), Wage Wuku Dungulan atau sehari sebelum perayaan Galungan.
Saat penampahan Galungan, masyarakat Hindu di Bali biasanya memotong babi ataupun ayam untuk persembahan suci kepada Sang Pencipta.
Lantas, apa arti penampahan galungan jelang Hari Raya Galungan?
Dikutip dari pbl-dalung.badungkab.go.id, kata penampahan berasal dari kata “nampah” atau “nampeh” dan kemudian menjadi “nampa” yang berarti mempersembahkan. Kemudian dari kata “nampa” menjadi “namya” yang artinya sembah.
Dengan demikian, penampahan bisa diartikan sebagai mengembalikan ke sumbernya atau di somya (kamus Kawi-Bali). Meski begitu, ada pula yang mengartikan “nampah” sebagai sembelih karena pada hari itu umat Hindu banyak menyembelih babi.
Umat Hindu di Bali meyakini, bahwa hari penampahan ini atau Selasa Wage Dungulan, adalah hari turunnya Sang Hyang Kala Tiga untuk mencari mangsa dalam wujud Bhuta Amangkurat. Selain memotong babi, saat penampahan, umat Hindu juga membuat segehan.
Segehan merupakan persembahan kepada Bhuta Dungulan yang dihaturkan di pekarangan rumah untuk Bhuta Bucara dan Durga Bucari dimana tempat persembahannya yaitu di depan sanggah, di lebuh, dan di depan rumah.
Pelaksanaan Hari Raya Penampahan Galungan ini merupakan wujud ritual atau yadnya yang dirayakan dengan upacara Natab Sesayut Penampahan atau disebut dengan Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan.
Makna dari ritual ini adalah untuk mengingatkan umat Hindu agar membangun kekuatan Wiweka Jnana atau membangun kekuatan diri. Sehingga, memiliki kemampuan untuk membeda-bedakan hal yang benar dan salah, serta baik maupun buruk.