PAGI itu sinar matahari masuk ke ruang kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Annahdhatul Muhibbah, Riau, yang bolong. Sinarnya menembus atap dan plafon ruangan hingga menyinari siswa dan guru yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar.
Selain sinar matahari, embusan angin juga masuk melalui celah lubang di dinding, jendela kaca berbalut debu, serta atap seng dan plafon triplek yang ambrol. Sementara masjid di belakang sekolah membunyikan audio Al Qur’an Surat An Nur yang terdengar hingga ke kelas.
Kepala Sekolah MTs Annahdhatul Muhibbah Raja Ashibal Bahri mengungkapkan dirinya dan para siswa diselimuti rasa khawatir saat belajar mengajar. Kekhawatiran itu muncul karena kondisi atap sekolah sudah karatan dan rentan ambruk, begitu juga dengan plafon yang sudah ambrol di setiap sudut.
"Beginilah kondisi sekolah kami. Kalau cuaca panas, baju mereka akan dibasahi keringat. Jika hujan mereka harus berpindah ke tempat yang tidak bocor. Hal ini membuat mereka tidak nyaman dan tidak fokus belajar,"ujar Raja, saat diwawancarai tim ACT Pekanbaru, Riau.
Sama seperti Raja, Febriani seorang siswi Kelas 7 MTs Annahdhatul Muhibbah juga mengatakan saat turun hujan dirinya harus berpindah tempat belajar. Bahkan baju yang dia kenakan seringkali basah terkena bocoran atau tampias air hujan.