Melansir dari situs resmi Kemendikbud Ristek, Keramik Te kSing berasal dari kapal besar China bernama Tek Sing atau Bintang Sejati, yang tenggelam di perairan Selat Gelasa pada 14 Januari 1822.
Kapal tersebut berlayar dari Amoy (Xiamen) menuju Batavia, membawa lebih dari 2.000 imigran China dan sekitar 380.000 keramik, termasuk cepuk, piring, mangkuk, dan sendok.
Kecelakaan ini terjadi setelah kapal menabrak karang, menewaskan sebagian besar awak kapal dan penumpangnya. Sebanyak 180 orang berhasil diselamatkan oleh kapal Inggris yang kebetulan melintas.
Bangkai kapal Tek Sing ditemukan di kedalaman 100 meter, dan sejak itu, keramik-keramik yang diangkut menjadi harta karun bawah laut yang bernilai tinggi. Proses repatriasi keramik ini merupakan upaya signifikan untuk menjaga kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.