Awal Ramadan 2022 Berbeda, MUI Minta Tak Dijadikan Bahan Saling Mengejek

Widya Michella Nur Syahid
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan (tangkapan layar)

JAKARTA, iNews.id - Awal Ramadan 2022 berpotensi berbeda antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama serta pemerintah. Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan meminta perbedaan tidak dijadikan bahan saling mengejek atau melecehkan.

Amirsyah meminta perbedaan seyogyanya membuat umat muslim di Indonesia saling bertenggang rasa, toleran dan tasamuh atau saling menghormati. 

"Yang penting kita minta dalam perbedaan jika terjadi, harus menimbulkan rasa tenggang rasa, sikap yang toleran, tasamuh. Sehingga jangan muncul sikap yang melecehkan apalagi mengejek sampai terjadi fitnah," kata Amirsyah dalam diskusi FMB9 yang disiarkan secara daring, Senin (28/03/2022).

Amirsyah mengatakan, dalam penetapan awal bulan Ramadan memang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pendekatan hisab ada pendekatan ruqyah.

Editor : Reza Fajri
Artikel Terkait
Nasional
1 bulan lalu

Tragedi Ponpes Al Khoziny, Wasekjen MUI: Duka Bagi Seluruh Pesantren Indonesia

Nasional
1 bulan lalu

MUI Minta Bangunan Ponpes Tak Sesuai SOP Disetop Buntut Tragedi Al Khoziny

Nasional
1 bulan lalu

Kabar Duka, Ketua MUI Bidang Ekonomi KH Lukmanul Hakim Meninggal

Nasional
2 bulan lalu

Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 Jatuh pada 18 Februari

Nasional
2 bulan lalu

Tokoh Lintas Agama Kumpul di Kantor MUI, Ajak Masyarakat Tolak Anarkisme

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal