Menurutnya, keberadaan wartawan sangat penting untuk mengevaluasi kejanggalan dan kekurangan dalam pemilu. Selain itu, informasi dan edukasi mengenai penyelenggaraan pemilu yang baik juga harus disampaikan kepada masyarakat.
"Jika tidak ada wartawan, kejanggalan dan kekurangan dalam pemilu tidak dapat dievaluasi atau diketahui oleh masyarakat. Sebagai contoh, informasi mengenai pemilu terbaik tahun 1955 juga berasal dari wartawan," katanya.
Oleh karena itu, menurut Totok, wartawan memiliki peran yang sangat strategis dalam pemilu, terutama pada Pemilu 2024 yang dihadapkan pada penyebaran berita bohong yang banyak melalui media sosial.
Totok menjelaskan bahwa wartawan dapat diibaratkan sebagai lentera yang memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai berita yang benar di tengah maraknya berita bohong yang beredar di media sosial.