Harryanto Aryodiguno, Ph.D
Dosen Jurusan Hubungan Internasional President University (Jababeka-Cikarang), Sekretaris bidang Perindustrian dan Perdagangan DPP Partai Perindo
DALAM peribahasa China ada satu kalimat, “Kesempatan itu tercipta karena adanya dewa penolong, karena waktunya tepat, karena tempatnya mendukung". Pada saat revolusi China dimulai di Tiongkok awal 1900, dr Sun Yat Sen menekankan sekarang lah waktu terbaik untuk melakukan revolusi di kala pemerintah sedang mengalami masa-masa terburuk. Sekarang adalah zaman kebijaksanaan untuk menggulingkan zaman kebodohan.
Gerakan demokrasi Sun Yat Sen dan kalimat yang menjadi senjata utamanya sebenarnya berulang kali terjadi, baik pada saat pergantian pemerintahan Chiang Kai Shek di Tiongkok ke pemerintahan komunis, maupun saat rezim Soeharto digulingkan oleh kelompok pro-demokrasi, sehingga mengantar masyarakat dan negara Indonesia yang kini lebih dikenal sebagai salah satu dari empat negara demokrasi di Asia.
Ketika dunia berusaha menghindari berulangnya penggulingan rezim yang akan mengakibatkan Perang Dunia III, tetap tidak bisa menghindari apa yang dinamakan, dalam kesempatan yang baik akan ada kesempatan untuk menggantikan yang buruk.
Perang Ukraina dan Rusia terjadi. Perang antara Rusia dan Ukraina belum bisa dikategorikan sebagai Perang Dunia III, tetapi dari perang kedua negara tersebut, kita mengenal apa yang dinamakan perang informasi teknologi (IT) atau perang dunia pertama yang melalui jaringan internet, jaringan dunia maya, namun nyata. Banyak sekali terjadi peretasan sistem informasi teknologi yang mengakibatkan ribuan sistem satelit atau yang dikenal dengan Starlink, ikut beradu dan menerobos medan peperangan antardua negara dan menyelamatkan Ukraina dari krisis informasi teknologi. Setidaknya menyelematkan Ukraina dari krisis pemutusan jaringan informasi.