JAKARTA, iNews.id - Politikus PDI-Perjuangan (PDIP) Sunanto alias Cak Nanto turut angkat bicara ihwal pencopotan bendera partainya dan baliho Ganjar-Mahfud di sekitar lokasi kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Gianyar, Bali. Pencopotan itu bentuk penyalahgunaan kuasa untuk merusak demokrasi.
"Jadi kalau karena ada Presiden terus dicopot karena berbeda, informasinya hanya PDIP dan Pak Ganjar yang dicopot. Maka perspektifnya penggunaan kekuasaan menjadi terus dilakukan, dan itu tidak boleh di dalam proses demokrasi yang seperti ini," kata Cak Nanto saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).
Cak Nanto mengajak agar seluruh pihak dapat menjalankan proses demokrasi dengan adil meskipun terdapat perbedaan dukungan dalam Pilres 2024. Ia pun berharap, kejadian itu tak terulang kembali.
"Maka mari kita menjalankan proses demokrasi ini dengan fair dengan adil walaupun berbeda dukungan. Dan itu sudah sesuai dengan visi Pak Jokowi juga kan. Maka saya berharap ini tidak terjadi lagi yang begini-begini," terangnya.
Bila praktik penyalahgunaan kuasa itu terus berlanjut, kata Cak Nanto, dampaknya akan bisa memecah belah dan membuat keresahan masyarakat. Ia merasa penyalahgunaan kuasa itu merupakan bentuk intimidatif yang bisa merusak demokrasi.