Nusa Tenggara Timur (NTT) telah dilanda setidaknya dua kali banjir besar dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan statistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana pertama terjadi pada 3 November 2010.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini menewaskan 31 orang. Tak hanya korban yang meninggal dunia, setidaknya ada tujuh orang yang hilang. Selain itu, air tersebut melukai 27 orang dan menghancurkan 159 rumah.
Pada tanggal 11 April 2011 terjadi banjir kedua. Banjir yang terjadi di Kabupaten Belu menyebabkan 3.277 rumah rusak. Air juga menyebabkan kerusakan pada 14 bangunan umum. Kemudian pada tahun 2021, bencana banjir kembali melanda Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Badan Nasional Penanggulangan Tragedi (BNPB) memastikan korban jiwa akibat tragedi banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 174 orang, dan masih hilang sebanyak 48 orang.
Sedangkan 174 korban terdistribusi menjadi 6 orang di Kota Kupang, 71 orang di Kabupaten Flores Timur, 6 orang di Kabupaten Malaka, 46 orang di Kabupaten Lembata, dan 1 orang di Kabupaten Ende.