Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR tersebut menyampaikan perlunya akses vaksin yang adil dan merata bagi semua orang. Untuk itu, kata Puan, produksi vaksin harus semakin ditingkatkan dan perlu adanya alih teknologi negara maju bagi negara berkembang.
Tak hanya soal penanganan pandemi Covid-19, Presiden Parlemen Austria juga menyinggung mengenai rencana perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia dan cara meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Kemudian juga soal penanganan hate speech, cyber attack, dan polarisasi akibat media sosial yang menurut Puan dapat diselesaikan apabila seluruh masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
“Indonesia memiliki dasar negara Pancasila yang dapat menyatukan perbedaan suku, agama, ras yang sangat beragam di Indonesia. Pancasila merupakan dasar negara yang disepakati bangsa Indonesia, sehingga dapat menyatukan perbedaan,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Parlemen Austria mengundang Puan bersama delegasi DPR untuk berkunjung resmi ke Austria. Puan juga turut mengundang langsung Presiden Parlemen Austria untuk menghadiri IPU General Assembly di Bali pada 20-24 MAret 2022.
Selain dengan Presiden Parlemen Austria, Puan juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Vietnam. Pada pertemuan itu, disampaikan pentingnya peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Vietnam, terutama untuk masa pasca-pandemi Covid-19.
“Tercatat saat ini ada sekitar 30 perusahaan Indonesia yang beroperasi di Vietnam, sehingga kami berharap Vietnam memberikan kesempatan lebih besar bagi perusahan-perusahaan Indonesia di Vietnam dan juga perlindungan terhadap warga kami yang berada di Vietnam,” kata Puan.