"Saya tidak melarang ke luar kota, tapi tolong diprioritaskan yang betul-betul penting saja. Kalau terkait koordinasi kebijakan silahkan, tidak apa-apa, tapi kalau tidak urgent, ya standby di Kota Bogor seminggu ke depan," pinta Bima.
Bima pun membantalkan kegiatannya di Singkawang agar fokus menangani bencana di Kota Bogor. Statusnya ini yang membuat Kota Bogor juga bisa bergerak dengan cepat dalam proses pengalokasian bantuan, pembangunan fisik, anggaran, mitigasi bencana dan lainnya karena ada payung hukumnya.
"Kata teman-teman DPRD ada Rp25 miliar di anggaran perubahan. Angka ini harusnya leluasa untuk tanggap darurat sampai tahun anggaran selesai tapi relokasi tidak cukup," ungkapnya.
Dalam situasi ini, harus disikapi tidak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Jangka pendek akan dilakukan normalisasi pembersihan di sungai, sementara jangka menengah memastikan logistik di posko terpenuhi dan updating data.
"Untuk jangka panjang memetakan titik-titik rumah yang akan direlokasi. Dalam satu minggu saya memberikan deadline untuk pemetaan berapa rumah yang wajib direlokasi, karena lokasinya berbahaya atau melanggar aturan di Kota Bogor. Jadi tahu penganggarannya berapa dan tahapannya," tuturnya.