Menurutnya, yang terjadi di beberapa wilayah gempa tersebut merupakan manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing.
Dia menjelaskan, masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stres maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri sendiri.
Gempa Banten selatan dan di selatan Garut, kata dia bersumber dari sumber gempa yang berbeda. Gempa Banten selatan terjadi akibat deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara Gempa di selatan Garut dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust.
Dia menyampaikan, gempa yang terjadi secara beruntun hari ini tidak memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi sebelumnya, baik gempa Laut Jawa di utara Jepara berkekuatan M6,1 yang terjadi pagi dinihari pukul pukul 05.54.44 WIB.
Selain itu, lanjut dia juga tidak terkait dengan gempa di selatan Banten M5,1 pukul 11.44.14 WIB, gempa di selatan Garut M 5,0 pukul 12.17.51 WIB, dan gempa di selatan Selat Sunda M 5,2 pada 13.16.22 WIB, katena berada pada sumber gempa yang berbeda, kedalaman yang berbeda, dan juga berbeda mekanismenya, demikian Daryono.
"Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks. Kita memang memiliki banyak sumber gempa sehingga jika terjadi gempa di tempat yang relatif berdekatan lokasinya dan terjadi dalam waktunya yang relatif berdekatan maka itu hanya kebetulan saja," katanya.