Kemudian, DIY bagian timur, sebagian Jawa Timur, Bali bagian selatan dan timur, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur bagian timur dan selatan, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan selatan.
Berdasarkan perkembangan musim kemarau dan prospek curah hujan 6 bulan mendatang, serta tidak adanya ancaman potensi anomali iklim global yang signifikan, para mitra kerja BMKG dan juga masyarakat umum diminta dapat memanfaatkan informasi iklim ini untuk kewaspadaan, ataupun untuk perencanaan jangka pendek.
“Untuk daerah yang masih mendapatkan curah hujan tinggi perlu mewaspadai potensi perkembangan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah,” ujarnya.
Sementara untuk daerah-daerah yang yang telah memasuki musim kemarau dengan deret hari kering yang cukup panjang, serta diprediksi dalam 2 hingga 4 bulan kedepan menerima hujan dengan intensitas rendah, perlu melakukan langkah mitigasi antara lain budi daya pertanian yang tidak mebutuhkan banyak air, melakukan gerakan hemat penggunaan air bersih, dan mewaspadai kebakaran hutan, lahan dan semak.