“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar aktif. Jadi kapan saja bisa rilis. Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (foreshocks),” kata Daryono.
Daryono pun menunjukkan catatan gempa merusak pernah terjadi pada 28 Agustus 2011. Saat itu terjadi gempa M3,3 yang dipicu oleh aktivitas Sesar Lembang Segmen Cimeta.
Gempa itu dilaporkan merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat.
“Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak, akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah,” tutur dia.
Meski begitu, Daryono tidak bisa memastikan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa besar.
“Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan muncul gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” kata dia.