JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Ini dilakukan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem.
Dalam satu minggu terakhir telah ditaburkan 26 ton garam atau natrium klorida (NaCl) dan dan 3 ton kapur tohor (CaO) di empat provinsi tersebut untuk mengurangi intensitas hujan lebat.
“Untuk mengendalikan atau mengurangi intensitas hujan di beberapa tempat, BNPB dalam satu minggu terakhir melakukan Operasi Modifikasi Cuaca di 4 tempat Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Yang baru selesai itu Jawa Timur, kemarin baru kita tutup OMC. Kalimantan Barat kemarin kita sudah lakukan selama dua hari,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, Senin (3/2/2025).
Aam sapaan Abdul Muhari, mengatakan bahwa OMC kali ini cukup signifikan dalam mengurangi intensitas hujan khususnya di Kalimantan Barat. Namun, pelaksanaannya tetap melihat dari rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena membutuhkan biaya yang mahal.
“Tetapi tentu saja kita juga melihat rekomendasi dari BMKG perlu atau tidaknya atau urgent atau tidaknya intervensi modifikasi cuaca ini dilakukan karena biayanya sangat mahal dan kita harus melihat efektivitasnya. Kalau ternyata misalkan posisi atau kondisi awan hujannya tidak signifikan untuk kita lakukan OMC dalam mengurangi intensitas di kawasan terdampak banjir itu tidak kita lakukan,” katanya.
Lebih lanjut, Aam memastikan bahwa BNPB tetap memperhatikan aspek operasi kedaruratan sehingga pelaksanaan OMC bisa efektif.
“Jadi memang semua informasi kita rekomendasi pelaksanaan dari BMKG, BNPB yang melakukan dan kita lihat di beberapa tempat bisa mengurangi intensitas hujan sehingga operasi-operasi kedaruratan yang kita lakukan bisa efektif,” tuturnya.